Sholawat Burdah : Sejarah dan Keutamaannya

Keutamaan Sholawat 

Sholawat atau Selawat Nabi merupakan pujian atau doa yang ditujukan kepada Rasulullah Muhammad saw. Membaca sholawat (bersholawat) untuk nabi, memiliki maksud mendoakan atau memohonkan berkah kepada Allah Swt. untuk nabi dengan ucapan, pernyataan serta pengharapan.

source: google

Sangking pentingnya membaca sholawat, bahkan dalam Alquran surat Al-Ahzab ayat 56 diterangkan yang artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (memuji dan berdoa) ke atas Nabi (Muhammad SAW). Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu ke atasnya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan kepadanya"

Shalawat Burdah

Al-Burdah adalah kata yang diambil dari bahasa Arab yang berarti jaket belang. Maknanya sama dengan بطا ء ن yang memiliki arti sama secara harfiah, بطا ء ن  semisal jaket biasa yang digunakan kebanyakan orang. Korelasi kasidah burdah yang ternama dengan makna burdah bermakna jaket tentu memiliki historis tersendiri.

Sholawat ini ditulis oleh Imam Muhammad bin Sa‘id Al Bushiry, seorang penyair dari Mesir, pada tahun 658 - 666 H/1260-1268 M, dan tercatat dalam sejarah beliau menderita penyakit فليج (stroke).

Dalam riwayat diterangkan bahwa Al Bushiry bermimpi bertemu dengan Rasulullah saw. kemudian Nabi saw mengusap wajahnya dengan menggunakan jubah "al-burdah" dan mengenakannya pada Al Bushiry. Ada sebuah riwayat yang menerangkan juga bahwa, Al Bushiry sempat berbincang-bincang dengan Rasulullah dan membacakan syair tersebut hingga bait فَمَبْلَغُ الْعِلْمِ فِيْـــــــــــهِ أَنّهُ بَشَرٌ.

Setelah itu, Al Bushiry tidak sanggup lagi meneruskan kata-katanya. Rasulullah lalu memintanya untuk meneruskan, namun Al Bushiry berkata bahwa dirinya tak sanggup lagi. Kemudian, Rasulullah menyempurnakan bait itu hingga kalimat, وَأَنّهُ خَيْـــــــــــرُ خَلْقِ اللَّهِ كُلِّهِمِ.

Ketika terbangun dari tidur, Al Bushiry merasakan keajaiban. Penyakit yang dideritanya sudah tidak dirasakan lagi. Maka itu, ia meneruskan untuk membuat syair tersebut dan memuji kemuliaan Rasulullah SAW.

Isi Sholawat Burdah

Sholawat burdah merupakan syair, kasidah, atau puisi dalam bahasa Arab yang berisi pujian dan doa yang dipanjatkan untuk Nabi Muhammad saw. Sholawat Burdah ini terdiri dari 160 bait dan dibagi menjadi 10 pasal. Empat bait pertama dan satu tambahan syair lainnya sering diamalkan dan disyairkan oleh para pecinta sholawat.

Dalam setiap bait, Qashidah Burdah memiliki syair yang sangat indah. Nilai-nilai estetikanya menjadikan imam Albushiry, penyair yang tak tertandingi sepanjang sejarah. Burdah senantiasa dilantunkan di berbagai penjuru dunia, itu karena imam Al Bushiry menulisnya dengan sepenuh hati. Kecintaannya kepada Allah dan Rasulullah saw. mampu mengesampingkan cintanya terhadap yang lain. Bahkan kekuatan cinta akan ikut mengalir pada siapapun yang meresapi kedalaman maknanya.

source: google
Rindu selalu membuat orang berharap kehadiran sang kekasih. Dan Burdah pula yang akhirnya mampu menghadirkan sang kekasih Rasulullah Saw. dalam mimpinya. Sehingga penyakit فليج yang dideritanya menjadi sembuh. Alunan Burdah juga mampu menyembuhkan berbagai penyakit (dengan izin Allah). Sehingga Burdah sampai saat ini masih terus dilantunkan oleh kaum Muslimin di berbagai Negara-negara di dunia.

Keutamaan Sholawat Burdah

:قال بعض العلماء
قراءة البردة تعدل سبعين مرة من قراءة دلائل الخيرات ومن كان له حاجة فليقرأها وفيها شفاء،وقضاء الحاجاة،  وتحصين البردة أقوى من تحصين الإمام النووي

Sebagian ulama mengatakan:
Membaca Qasidah Burdah, sama seperti membaca Dala-ilul Khairat sebanyak 70 kali. Dan barang siapa yang ingin dikabulkan hajatnya serta disembuhkan penyakitnya, maka hendaklah dia membaca Qasidah Burdah. Dan benteng penjagaan yang dihasilkan dari pembacaan Qasidah Burdah itu lebih kuat dari pada penjagaan yang dihasilkan dari pembacaan wirid Imam Nawawi.

:قال شيخ الإسلام عبد السلام المراكشي رحمه الله تعالى
من قرأ قصيدة البردة للبوصيري على مريض شفاء الله تعالى من لم يحضر أجله،أو قرأت على الطفل أمن كيد الجن والوسواس وأم
الصبيان وسائر الأمراض والمؤذيات،وماحملها مسافر في متاعه أو حملها عليه إلا سلم من غوائل السفر والخسران التجارة
___________
من كتاب خواص البردة الحبيب محمد بن علوي العيدروس

Syekh Abdus Salam Al-Marakisyi r.a berkata:
"Barang siapa yang membaca Qashidah Burdah karya Imam Al-Bushiri kepada orang sakit, maka Allah akan memberinya kesembuhan, selagi belum tiba ajalnya. Atau jika dibaca pada anak kecil (BALITA), maka ia akan aman dari gangguan jin dan was-was juga dari godaan Ummus Shibyan (hantu wanita/ratu jin) dan akan selamat dari seluruh penyakit serta gangguan. Dan tidaklah seorang musafir yang meletakkan Qashidah burdah ini dalam barang bawaannya atau membawa Qasidah ini bersama dirinya, kecuali ia akan selamat dari rintangan-rintangan dalam perjalanan dan kerugian dalam perdagangan".
___________
Dari Kitab Khawashul Burdah Karya Habib Muhammad bin Alwi Al-Aydrus

Bacaan Sholawat Burdah yang Sering Diamalkan



مَوُلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا اَبَدًا * عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ  الْخَلْقِ كُلِّهِمِ 

Maulaya sholli ' wasallim daaiman abadan 'alal habibika Khoirul kholqi kullihimi

هُوَالْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ  * لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأِهْوَالِ مُقْتَحِـــــــمِ 

Huwalhabiibulladzi turjasyafaatuhu likulli hauli minal ahwali muqtahami.

 أَمِنْ تَذَكُّرِ جِرَانٍ بِذِى سَلَمِ * مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَاى مُقْلَةٍ بِدَمِ 

     Amit tadzakkuri jirooni bidzi salami, mazajta dam’an jaroo muqlatin bidami

 أَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ كَا ظِمَةٍ  *  وَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِى الظَّلْمَاءِ مِنْ إِضَمِ 

Am habbatirriihu mintilqooi kaadhzimatin, wa auwmadhzol barqu fidz dhzomaai idhzomi

يَا رَبِّ بِالْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا  *  وَغْفِرْلَنَامَامَضَى يَاوَاسِعَ الْكَرَمِ 

Ya Robbi bil Musthofa balligh maqoo sidanaa, waghfirlana mamadhzo yaa wa-asi’al karomi


Sholawat Burdah Habib Syech



مَوْلَايَ صَلِّي وَسَلِّـمْ دَآئِــماً أَبَـدًا  *  عَلَـــى حَبِيْبِـكَ خَيْــرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ

Maulaya sholli ' wasallim daaiman abadan, 'alal habibika Khoirul kholqi kullihimi

مُحَمَّدٌ سَيّدُ الْكَوْنَيْنِ وَالثَّقَلَيْـــــــنِ  *  وَالْفَرِيْقَيْنِ مِنْ عُرْبٍ وَمِنْ عَجَمِ

Muhammadun sayidul kaunaini wa tsaqolaini, wal fariiqoyini min urbin wamin 'azami

نَبِيُّنَا اْلآمِرُ النَّاهِي فَلَا أَحَدٌ  *  أَبَرَّ فِيْ قَوْلِ لَا مِنْهُ وَلَا نَعَمِ

Nabiyunal aamirun nahi fala ahadun, abarro fi qouli la minhu wala na'ami

هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ  *  لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأَهْوَالِ مُقْتَحِمِ

Hual habibul ladzi turja syafa'atuhu, likuli haulin minal ahwali muqtakhimi

يَا رَبِّ بِالْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا  *  وَغْفِرْلَنَامَامَضَى يَاوَاسِعَ الْكَرَمِ 

Ya rabbi bil musthofa baligh maqosidana, wagfir lana mamadho ya wasia'l karomi

Belum ada Komentar untuk "Sholawat Burdah : Sejarah dan Keutamaannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel